UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X MA NURUL CHOLIL BANGKALAN
DOI:
https://doi.org/10.34557/jpl.v9i1.215Keywords:
kemampuan berpikir kritis, , Contextual Teaching And Learning (CTL)Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL pada materi perbandingan trigonometri agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MA Nurul Cholil Bangkalan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini dilaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pokok perbandingan trigonometri. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MA Nurul Cholil Bangkalan tahun ajaran 2021/2022. Sedangkan objek penelitian adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran matematika dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Instrumen penelitian berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, catatan lapangan, tes akhir siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran CTL dengan menggunakan acuan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yang terdiri dari: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya pada materi perbandingan trigonometri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MA Nurul Cholil Bangkalan Berdasarkan hasil analisis tes akhir siklus, pada siklus I rata-rata skor kemampuan berpikir kritis yang dicapai siswa yaitu 56% berada pada kualifikasi kurang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 85% pada kualifikasi baik. Selain itu, banyaknya siswa yang memperoleh skor kemampuan berpikir kritis dalam kualifikasi baik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II
References
Anonim. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi.
Depdiknas. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning, CTL). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah.
E. Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
E. Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Eri Kurniawan. (2002). Pembudayaan Keterampilan Berpikir Kritis di Perguruan Tinggi melalui Cognitive Coaching. Bandung: UPI.
Herman Hudojo. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.
http://www.criticalthinking.com/company/articles/critical-thinking-definition.jsp
Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: what it is and why it’s here to stay (Ibnu Setiawan. Terjemahan). Bandung: MLC. Buku asli diterbitkan tahun 2002.
Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Oemar Hamalik. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tatag Yuli Eko S. (2005). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Surabaya: FMIPA Universitas Negeri Surabaya.
Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Ahmadi, A. (2018). Eksistensi Media Sosial dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 1(1), 46-55.
Ahmadi, A. (2019). KONSEP BELAJAR BERSAMA ALAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL PERSPEKTIF ALQURAN. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman, 2(2), 80-98.